Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts

Rabu, 15 November 2017

Sepatu

Rasa nya banyak lelah ketika harus menyamakan langkah kaki ini, sementara terlalu banyak kerikil didepan sepatu biru ini sebagai hal untuk membuat ku kembali terjatuh. Namun ketika harus ku letakkan di rak yang berbeda, rasa nya kembali ku temui ada yang tak indah dari sebuah pemandangan dimana ketika harus nya bersama namun ini tidak. Ku nyaman dengan sepatu ku yang dulu walau tak begitu mahal namun rasa nya mampu ku bawa sampai banyak pelabuhan.

Jumat, 01 Juli 2016

when you say nothing at all

Percikan kebersamaan di tahun 2007 kembali muncul dipagi hari ini dengan ditemani sisa - sisa turun hujan.Dingin terasa ditangan, namun tidak di hati ini.Rasanya sejuta sedih untuk dikenang namun menjadi bagian sejarah yang manis tentu nya dan tidak akan terulang lagi karena telah memiliki pasangan yang berbeda - beda dan harus diakui tidak hanya diatas kertas bahwa kita yang dulu adalah kita dengan satu ikatan yang indah.
 
Bertemu hanya ala kadarnya..iyaaaa ini kita yang sekarang...
 
Merindu untuk kembali seperti dulu tanpa sekat dan banyak batasan. Tetawa bersama dengan hal yang kadang penting atau tidak, nyambung apa tidak.
Belajar saling membagi dengan apa yang kita punya dengan lingkungan sendiri atau pun dengan lingkungan diluar sana..
 
Belajar menghargai batasan tua dan muda sebuah umur...yaaa aku banyak belajar dari kalian dengan uraian waktu yang lama.Karena pada dasarnya kecocokan tidak datang begitu saja melainkan kita bentuk dulu pola nya agar menjadi keseimbangan.
 
Mungkin benar wejangan yang diberikan salah satu senior ku...kita sudah merasakan masa bersama dengan keadaan kita diatas, namun ketika Allah menukar semua keadaan ini hanya bisa kita jalani saja.
Berat memang....beratttt...namun tidak terlalu bijak kalau kita terus mempertahankan segala sesuatu nya namun bukan lagi milik kita lagi.Menyadarkan diri saja bahwa cinta yang kita punya harus tetap dijaga walau sudah ga bersama - sama lagi.
 
Semoga dengan jalan yang sudah atas dasar Allah SWT gariskan, inilah yang terbaik untuk kita semua..Aamin ya rabbal alamin

love you

Sabtu, 12 September 2015

Jarak kemenangan hanya berkisar antara kening dan sajadah

Mereduksi dari kisah seorang sahabat yang sedang menapaki kisah perjalanan tentang sebuah pencarian kebahagiaan yang masih di simpan oleh allah dalam skenario indah. bukan ia tidak bahagia di masa kesendiriaan nya, namun ia hanya mencoba terus bersikap berbaik sangka dengan apa yang belum teraih dalam tiap munajat yang dipanjatkan.

ibarat kita sedang dalam posisi lapar,tidak lantas semua makanan kita telan tanpa harus dikunyah kan?..selain tidak baik untuk kesehatan lambung, dalam agama pun tidak dianjurkan..begitu pun ketika kita dihadapkan dengan arti sebuah "pilihan" untuk memilih yang dirasa baik menurut logika dan kata hatinya, bukan menurut kata orang lain tidak tahu menahu bagaimana benteng rasa diri kita sendiri..

mengapa harus lelah?....sementara Allah selalu menyemangati dengan Hayya 'alla Falah, bahwa jarak kemenangan hanya berkisar antara kening dan sajadah...kata ini yang lebih tepat mewakili kegalauan mu..bukan allah tidak sayang pada mu,..bukan...tapi jika diri mu tahu bahwa allah lebihhhh sayang lagi dibandingkan diri mu tahu maka kau akan malu dengan pola pikir mu tentang menilai Sang Penguasa hati, karena selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa dan selalu ada jalan bagi mereka yang sering berusaha.."allahumma yassir wa la tu'asir-- Ya allah permudahkanlah urusan ku dan jangan disulitkan--

walau terkadang tidak dipungkiri bahwa ada semangat yang berfluktuatif..ada lelah yang amat sangat lelah menunggu semua jawaban-jawaban dari doa...ada rasa jenuh dengan semua yang datang dan pergi...ada banyak mata yang menilai,dan ada banyak lidah tajam yang ibarat mata pedang tajam menghunus jantung seolah - olah dia lah juru selamat bagi insan - insan yang belum menemukan hijrah nya tentang kebagaiaan.

diam itu terkadang bukan tidak mencari, namun terkadang diam itu menenangkan perasaan lara yang tidak bisa ditransfer ke pada banyak dinding. karena pada dasarnya hanya kabar baik sajalah yang harus disebarkan.biarlah kabar menyedihkan itu hanya kita curahkan kepada allah.

Minggu, 15 Juni 2014

Kesetiaan



kesetiaan adalah ketulusan, tidak melanggar janji atau berkhianat, perjuangan dan anugerah, serta mempertahankan cinta dan menjaga janji bersama. Kesetiaan berarti perjuangan, anugerah, pengor­banan, dan kesabaran. Caranya adalah dengan :
- memberinya perhatian,
menjaganya, dan tidak meniggalkannya sendiri,
- mengkhawatirkannya dari segala hal yang mungkin bisa menyakitinya,
menjaga perasaannya, menghargai perjuangan­nya,
- mengucapkan terima kasih atas apa yang dia kerjakan,-
 -tidak mengumbar kekurangan, dan menjaga rahasia-rahasianya,
- berusaha untuk membahagiakan,dan memuji kelebihan,
- mengingat kebaikan, dan melupakan kesa­lahan­nya,
- setelah berpisah, mengingat kenangan-kenangan dan saat-saat bersamanya yang penuh keindahan.

Ada tiga unsur pokok dalam kesetiaan, yaitu cinta, humanis, dan iman. Cinta be

rfungsi sebagai penggerak, humanis berfungsi sebagai penjaga dan media untuk berkelanjutan, serta iman berfungsi sebagai penguat, penyempurna dan pengembang.

Penjabaran diatas sifat nya teori. Tapi aplikasinya…wow…cukup membuat kerutan kening ku cukup banyak.amat sangat miris ketika dicampurkan ke dalam hati apalagi dianalogikan dengan nalar. Sejatinya, apa yang membuat “tak setia”?...apa yang membuat janji dihadapan Alloh seperti tak penting lagi, seolah – olah hanya tinggal membalikkan kedua telapak tangan…
Dimana letak “roamantis” diletakkan ketika ingin berbuat curang dengan pasangan?..dimana letak berjanji tuk se-iya dan se-kata…??...dan kemana “ruh” baik yang alloh tiupkan?..
Sesulit itukah tuk setia?...

Selasa, 03 Juni 2014

Life is Change




Wejangan dari bunda yang selalu aku ingat adalah bahwa "hidup ini sebuah pilihan nduk, kamu tinggal pilih mau warna putih atau abu - abu, tergantung dari niat dan keikhlasan mu ketika menjalani ini semua "..that it's..simpel memang ketika didengar, tapi begitu diaplikasikan semua nya berasa jalan namun kedua kaki diikat oleh sebuah tali, terasa berattttt nya, terseok - seok dan entah kapan akan sampai dititian akhir sebuah muara.

Bismilahirohmanirrohim
Dan, bukan hal yang mudah ketika harus memutuskan "patuh" terhadap sesuatu yang wajib dijalankan untuk seorang muslimah yaitu berhijab. pergulatan batin yang "up" dan kadang - kadang "down".mengembara kesana kemari mencari sesuatu yang ku rasa bahagia. Melihat keadaan disekeliling bahwa ternyata hanya diri kita sendiri yang harus merubah dan mampu menahan ego duniawi. ego yang dan keakuan ku sebagai hamba  yang membiarkan deretan antrian keinginan semakin berwarna sehingga menanggalkan kewajiban ku sebagai mana sudah tertuang dalam kitab suci Al-Quran. adapun perintah berhijab tertuang dalam surah An-Nur ayat 31 : " Dan hendaklah mereka menutupkan khimar (kain kerudung) mereka ke dada mereka".

Teringat perkataan seorang sahabat terbaik ku ketika bincang - bincang tentang hijab, bahwa hidayah bisa datang dengan sendirinya atau kita yang menjemput. Denger nya sih enak begitu dia ngomong, pada saat itu hanya ku dengarkan saja sembari lumayan pusing menelaahnya dan mencoba ku masukkan dalam rasional berjalan ku. kemudian ketika ada salah satu statment seorang aktis favorit ku, beliau mengatakan bahwa berhijab itu bukanlah bukan sebuah keinginan namun sebuah kewajiban seorang muslimah yang sudah tertuang dalam AL-Quran...emmmm amat sangat menusuk hati dan mengena sekali rasional ku.satu kata pada saat mendengar ucapan beliau, Subahannallah...iya juga ya...

Selama satu bulan ku rasakan ada yang mulai aneh dalam diri ini.setiap selesai menjalankan shalat selalu muncul sekelebat khimar (kain kerudung).Hampir disetiap jalan berangkat dan sepulang ku dari bekerja selalu ditunjukkan para kaum hawa dengan hijab nya.Mulai merasakan sulit tidur karena dibayang – bayangi dengan khimar (kain kerudung).Pada saat bercermin, beberapa kali sudah mulai merasakan “jelek” nya wajah ku dan tampak seperti banyak beban yang sedang ku pikul.aahhhh rasanya satu bulan ini hati dan logika ku kaya digulung – gulung dan dicuci dalam mesin cuci, dimasukkan kemudian mutar – muter ga karuan.kalau kata kata ABG jaman sekarang “lagi galau segalau – galau nya”…
Namun, ada satu titik dimana semua nya kian ku rasa kan bulat tuk memutuskan berhijab. Ada satu alibi positif  bersinergi yang semakin kuat ku rasakan pada saat itu tentang sebuah doa. Apa mungkin selama ini doa – doa yang ku panjatkan belum juga dikabulkan oleh Allah lantaran aku belum patuh dengan Nya? Dengan segala kewajiban yang ku tunda?Apa lagi yang aku tunggu didunia ini selain cari bekal untuk pulang ke alam yang sebenarnya?kalau aku mati besok ga akan bisa cium bau surga? Etc….

Bismillahirohmanirrohim, 29 Maret 2014 dengan media hijrah ku ke Jakarta, ku gunakan sebagai moment ku untuk berhijab. Berangkat dari nol, semoga sekembalinya dari Jakarta jadi berlipat – lipat nilai kebaikan nya.Dan tak lupa aku memohon izin kepada ibu dan bunda ku.aku tahu keduanya  dengan fikiran masing – masing menterjemahkan dan menyambut keputusan ku.Membiarkan diri ini dengan pilihan nya, dan terus belajar mencari apa yang dirasa dalam diri nya masih kurang lengkap.

Ku lewati perubahan baru ini dijakarta, tanpa ada rasa canggung karena sengaja ku buat biasa saja dan bukan suatu beban yang harus disesali dan diributkan.Biarkan aku belajar untuk lebih bertanggungjawab lagi dengan sebuah pilihan hidup ku.
Sekembalinya dari Jakarta dengan perubahan baru, sisi mental terbesar ku yang paling berat adalah ketika aku harus memperkenalkan sisi baru ku kepada pimpinan, teman kerja dan mahasiswa.Pergulatan yang luar bisaaaaaa besar, namun ku coba tepis. Begitu masuk ruangan kerja semua mata tertuju pada ku.Grogi sih rasa nya diliatin cuman sudah lah, inilah mau ku, ini lah pilihan ku.
Ucapan selamat pun banyak ku dapat. Pro dan kontra sudah ku prediksi terjadi. Dan Alhamdulillah lebih banyak yang menyukai perubahan ini.Great….namun ada beberapa statement dari beberapa orang yang amat sangat membuat ku geleng – geleng ga habis pikir. Kalimat pertama ketika beliau bertemu dengan ku adalah “ngapain kamu pakai jilbab sekarang? Kan belum menikah?...jilbab itu bikin rambut banyak uban nya…gimana laki – laki mau lihat fisik kamu kalau ditutup…dan siap – siap kamu kalau pun sudah memakai jilbab tapi belum juga kamu menikah, siap – siap untuk untuk dijadikan istri ke dua, atau pun yang datang ke kamu laki – laki anak satu atau pun dua “….arrrrrggghhh pada saat itu aku hanya beristigfar dalam hati sembari berfikir “ini yang ngomong barusan orang bukan ya”…persekian detik aku hanya merasionalkan semua ucapan seseorang ini dengan berargumen dalam hati, apakah ini salah satu umat yang tak percaya akan Takdir dan scenario dari Mu Ya Allah sampai dia bisa bilang seperti itu? Apakah tolak ukur untuk memperoleh seorang pendamping hanya terletak di satu titik penilaian berupa fisik?..bukankah Allah telah menciptakan kita sebagai hamba Nya untuk berpasang – pasangan …berasa ada tanduk nya ini kepala dengar statement “nyeleh” nya sang ilmuwan..tapi sudahlah…biar waktu yang menjawab untaian doa dan keinginan ku tentang cita dan cinta ku. Rasanya terlalu tidak bijaksana ketika kita “menjudge” scenario Allah. Karena ku yakin tidak ada sungai yang tak memilik muara, tidak selalu ada air mata tapi juga tawa akan allah hadiahkan untuk kita yang sabar.gitu aja kok repot.

Aku hanya ingin belajar ilmu Arif yang di contoh kan Rasulullah. Beliau pernah dilempari kotoran setiap kali melewati rumah seorang Yahudi, tapi beliau tidak membalas dendam dan sakit hati. Pada kali yang keempat lewat di depan rumahnya, beliau justru merasa heran, kenapa orang yang biasa melemparinya dengan kotoran busuk itu tidak mengulangi lagi perbuatannya. Setelah diselidiki, ternyata orang Yahudi itu sakit. Beliau malah merespon positif dengan mendatangi rumahnya untuk menjenguk dan mendoakan kesembuhannya.Melihat perlakuan Nabi SAW yang luar biasa arif, Yahudi itu malu dan sempat menduga kedatangan rasul untuk membalas dendam. Sesampai di rumahnya, beliau ternyata memberi senyum ramah kepadanya sembari menanyakan sakitnya.

Ia meminta maaf kepada Rasulullah SAW. "
Sungguh engkau adalah orang yang sangat berhati mulia, arif, dan pemaaf. Tidak menaruh dendam sedikit pun, padahal aku telah menyakiti hatimu. Agama yang membuatmu berhati santun, arif, dan pemaaf, pastilah agama yang benar sesuai dengan fitrah manusia," kata Yahudi itu seraya masuk Islam.Sungguh indah kearifan itu, karena dapat melejitkan segala kebaikan, mentransfer keburukan menjadi kebaikan, permusuhan menjadi saling memaafkan.

"
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia." (QS. Fushshilat [41]: 34)

Begitulah dahulu Nabi SAW berdakwah dengan kearifan dan kesantunan hati, sehingga orang Yahudi yang sangat keras permusuhannya terhadap orang-orang  beriman (QS. al-Maidah [5]: 82) itu pun mengakui kemuliaan dan keluhuran moralitas Islam yang diteladankan Nabi SAW.
dan seharusnya aku tetap selalu semangat dan mencontoh mental Rasullah. Tidak perlu membalas nya dengan kejahatan, diamkan saja dan doakan.


semoga..aku bisa tetap hidup dengan jiwa yang rendah hati dan berfikir positif dengan semua yang datang dan pergi.. 
Ridhoi aku dengan limpahan kasih sayang MU Ya Allah